Halaman

BAB 4


BAB 4 - Permohonan Bimbingan


Dalam persamuan agung ini, para Bodhisattva Mahasattva yang beridentitas seperti ke-16 Tokoh Suci itu, jumlahnya tak dapat dihitung.


Pada saat itu Sakyamuni Buddha tampak begitu bersemangat dan bergembira. PenampilanNya amat luhur, bersinar, dan agung. Kemudian di tengah suasana keheningan agung itu, Yang Arya Ananda bangkit dari tempat duduknya lalu membuka pundak sebelah kanannya, bersujud dengan kedua kakinya, lalu sambil merangkapkan kedua telapak tangannya ia berkata kepada Sang Buddha;


“Sang Bhagava, Anda terlihat begitu bersemangat dan bergembira hari ini. Penampilan Sang Tathagata juga begitu luhur, bersinar, dan agung, bagaikan cermin yang dengan jelas memantulkan bayangan, baik bagian luar maupun dalam begitu terang.


Wajah agung Sang Tathagata sangat berkilau, tak tertandingi dan tak terlukiskan. Tak pernah aku melihat keagungan yang menakjubkan seperti yang Sang Bhagava tampilkan sekarang ini. Sungguh, Sang Bhagava, di dalam benakku muncul pikiran seperti ini ;



‘Hari ini Sang Tathagata hening di dalam Dhamma yang luar biasa. Hari ini Sang Bhagava hening di dalam keheningan Buddha. Hari ini Sang Lokanatha hening di dalam kesadaran agung. Hari ini Sang Sugata mempertunjukkan kebajikan para Tathagata.


Seperti semua Buddha dari 3 masa (masa dulu, masa sekarang, dan masa mendatang) selalu merenungkan satu sama lainnya, apakah Buddha masa sekarang tidak sedang merenungkan Buddha-Buddha lainnya ? Mengapa penampilanNya begitu bercahaya ?’”



Saat Sang Buddha selesai mendengar perkataan Ananda, Ia bertanya ;

“Yang Arya Ananda. Apakah anda diminta oleh para Dewa untuk bertanya kepada Buddha, atau engkau bertanya atas dasar pendapatmu ?”


Ananda menjawab : “Bukan, Sang Bhagava. Bukan diminta oleh para Dewa. Pertanyaan tadi murni muncul dari dalam benak pikiranku.”



Sang Buddha lalu berkata;

“Sadhu. Sadhu. Sadhu. Bagus sekali pertanyaan anda, Yang Arya Ananda.

Anda telah mulai menggerakkan kebijaksanaanmu yang dalam. Anda juga memiliki kecakapan berlidah fasih yang baik, demi memperhatikan para makhluk sengsara anda memohon petunjuk kepada Buddha.


Ketahuilah, Yang Arya Ananda. Para Tathagata sengaja memunculkan dirinya di dunia maksudnya tiada lain hanya ingin melimpahkan perasaan welas asih agung kepada para makhluk yang berada di 3 Kelompok Alam Kehidupan* (Triloka).


Mengembangkan Buddha-Dhamma di alam semesta, menyelamatkan para makhluk sengsara di berbagai dunia, dan memberikan manfaat bagi umat, agar mereka dapat membebaskan segala belenggu penderitaan.”



* Tiga Kelompok Alam Kehidupan adalah kumpulan dari 31 alam kehidupan.


Kammabhumi adalah alam kehidupan dari makhluk-makhluk yang masih terikat nafsu indera dan melekat pada panca indera. Terdiri dari 11 alam kehidupan.


Rupabhumi adalah alam kehidupan dari makhluk-makhluk yang berbentuk jhana bermateri atau Rupa Jhana sebagai hasil pelaksanaan Samantha Bhavana. Terdiri dari 16 alam kehidupan.


Arupabhumi adalah alam kehidupan dari makhluk-makhluk yang berbentuk jhana tanpa materi atau Arupa Jhana sebagai hasil dari Samantha Bhavana. Terdiri dari 4 alam kehidupan.




“Yang Arya Ananda. Bagaikan bunga udumbara, bunga pertanda baik, bunga indah yang hanya muncul sekali dalam masa yang lama, kemunculan seorang Buddha di dunia juga memerlukan waktu beberapa koti kalpa (koti = sepuluh juta, 1 kalpa = 4.32 miliar tahun). Maka pertanyaan yang timbul dalam diri anda itu amat tepat dan akan bermanfaat bagi para dewa dan manusia.



Yang Arya Ananda. Ketahuilah, bahwa seorang Samma Sambuddha, kebijaksanaannya telah mencapai titik puncak, termasuk kepemimpinan dan ajarannya. Pengetahuan dan pandangannya tanpa halangan dan tak terbatas. Mereka hanya dengan waktu sekejap saja dapat mempertahankan hidupnya hingga 100.000 kalpa bahkan lebih. Panca inderanya tetap tajam tanpa rusak. Penampilan mereka juga amat berseri-seri.


Apakah sebabnya ?  Karena Sang Tathagata dengan Samadhi dan kebijaksanaannya yang tak terbatas dan tiada banding telah menguasai seluruh Dhamma.



Yang Arya Ananda, dengarlah baik-baik. Sekarang Aku akan menguraikan suatu Dhamma yang sangat berharga kepada kalian.”


Ananda berkata : “Mohon dikhotbahkan, Sang Bhagava. Kami akan dengan senang mendengarkannya.”