Halaman

BAB 35


BAB 35 - Sifat Buruk dan Sifat Baik Bagian Kelima


Sang Buddha berkata :


Bagian kelima dari 5 sifat buruk adalah manusia di dunia ini yang terhanyut di dalam kelemahan dan kelalaian. 


Mereka tidak ingin menanam bibit karma baik, menyucikan diri, hidup dengan penghidupan yang benar, memikirkan kesejahteraan keluarga dan menjaga mereka dari panas maupun dingin.


Tetapi yang mereka lakukan adalah melawan orang tuanya dengan tatapan bengis dan merespon dengan bantahan, bahkan berdebat dan menantang, menganggap kedua orang tuanya sebagai musuh.


Membuat orang tua sedih dan menyesal karena mempunyai anak.


Mereka tidak pernah puas pada pemberian orang lain sehingga mereka amat dibenci.


Mereka juga tidak pernah berterima kasih apalagi membalas kebaikan dari orang lain.


Karena tidak mampu mengatasi kemiskinan dan kesulitan mereka akhirnya mencuri dan menjadi gelandangan, hidup dengan uang haram. Mereka gemar dengan alkohol dan pelacur, makan dan minum tanpa batasan. 


Sikap mereka kasar dan agresif, tidak mengenal keharmonisan bahkan dengan sengaja melanggarnya.


Saat melihat orang lain berbuat kebajikan mereka malah mengiri dan membencinya.


Tanpa keberatan atau tanpa berpikir mereka hidup di dalam kelengahan, tanpa kewaspadaan. Mereka bertindak semena-mena tanpa mempedulikan aturan.


Mereka tidak memperhatikan pentingnya sanak keluarga, melupakan budi orang tua dan guru-guru mereka, menelantarkan persahabatan dari teman-teman dekatnya.


Tanpa berbuat sedikit pun kebajikan, malahan pikiran mereka selalu jahat, selalu berkata-kata jahat, dan tindak tanduk pun amat jahat.


Mereka tidak percaya pada Dhamma yang diajarkan para Buddha dan para Arya. Mereka tidak percaya pada Jalan yang mengarah kepada pembebasan sejati, juga tidak percaya tentang tumimbal lahir, ataupun berbuat baik akan membuahkan kebahagiaan dan berbuat jahat akan membuahkan penderitaan.


Mereka berusaha menyingkirkan para suci, memecah belah Sangha, serta menyakiti orang tua, saudara, dan anak-anaknya. Semua sanak keluarga mereka amat takut padanya sehingga mereka berdoa agar ia segera meninggal.


Demikianlah, banyak sekali manusia di dunia ini yang memiliki mental seperti itu. Bodoh dan jahat, mereka menganggap mereka bijaksana. Mereka tidak tahu mengapa mereka bisa terlahir dan akan ke alam mana setelah mati nanti.


Berhati dingin dan suka memberontak, berbuat kejahatan yang dilarang surga dan bumi.


Mereka berharap memperoleh keberuntungan dan panjang usia, namun mereka berakhir dengan kematian.


Jika ada orang baik yang menasihati mereka agar berbuat kebajikan serta menerangkan kepada mereka tentang alam bahagia dan alam sengsara, mereka menolak untuk mempercayainya. Nasihat semulia apapun tak dapat mereka terima karena mereka telah menutup hati dan pikiran mereka rapat-rapat.


Menjelang kematian, mereka mulai dilanda ketakutan dan penyesalan. Semasa hidup tidak mau berbuat kebajikan, menjelang mati hanya bisa menyesalinya. Apalah arti penyesalan untuk kehidupan baru mereka ?


Di antara surga dan bumi terdapat 5 alam kehidupan yang berbeda, luas, besar dan banyak.


Perbuatan seseorang yang baik akan dibalas dengan keberuntungan, sedangkan perbuatan jahat akan dibalas dengan kemalangan. Semuanya diperlakukan sama dan tidak pernah salah orang.


Juga harus mempertanggung-jawabkannya sendiri, tiada yang bisa mewakilinya.


Hukum karma menaungi perbuatan semua makhluk, dan pembalasannya pasti akan diterima, tanpa ampun.


Sementara para Arya yang selalu berbuat karma baik akan lahir di alam bahagia, selama berkali-kali, orang-orang jahat yang selalu berbuat karma buruk akan lahir di alam sengsara, selama berkali-kali.


Siapakah selain seorang Buddha yang tahu hal ini ?


Namun, sedikit saja yang mau menerima dan mempercayai ajaran itu. Seseorang akan berputar di dalam roda lahir-mati tiada henti-hentinya ke berbagai alam, antara lain alam sengsara dan alam manusia ini.


Oleh sebab itulah terdapat 3 alam sengsara dengan segala penderitaan dan kesengsaraannya yang tiada batas. Orang berdosa berpindah-pindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, selama ber-kalpa-kalpa, tanpa mengetahui kapan akan terbebaskan. Sementara kebebasan sukar diraih, begitupun penderitaannya sukar dilukiskan.


Inilah bagian kelima dari 5 kejahatan, 5 penderitaan dan 5 kebakaran.


Bagaikan menderita sakit yang amat sangat parah, bagaikan api besar membakar tubuh.


Bila di tengah derita itu seseorang dapat menjaga pikirannya dan sekuat tenaga berbuat kebajikan, tidak berbuat kejahatan, ia akan memperoleh kebebasan, memperoleh jasa-jasa kebajikan, melampaui dunia dan mencapai nibbana.


Inilah bagian kelima dari 5 sifat buruk.