BAB 34 - Sifat Buruk dan Sifat Baik Bagian Keempat
Bagian keempat dari 5 sifat buruk adalah manusia di dunia tidak berpikir untuk menyucikan batinnya, malahan mereka menghasut orang-orang untuk berbuat jahat, dengan kata-kata yang mengadu domba, caci maki, kebohongan dan hasutan, mereka bertengkar dan memfitnah orang lain.
Mereka benci kepada orang suci dan menuduhnya dengan segala fitnahan. Mereka tidak patuh ataupun menghormati orang tuanya, dan mereka merendahkan guru dan para sesepuh.
Mereka mengkhianati kepercayaan yang diberikan teman-temannya dan sangat susah berbuat jujur.
Mereka benci kepada orang suci dan menuduhnya dengan segala fitnahan. Mereka tidak patuh ataupun menghormati orang tuanya, dan mereka merendahkan guru dan para sesepuh.
Mereka mengkhianati kepercayaan yang diberikan teman-temannya dan sangat susah berbuat jujur.
Sombong dan memuji diri sendiri seolah-olah merekalah yang paling benar.
Kurang terpelajar, mereka secara brutal menyerang dan meneror orang lain.
Berdasarkan pikiran mereka, mereka tidak malu dalam berbuat kejahatan, sehingga tak ada orang yang menghormatinya.
Mereka tidak takut kepada Dewa maupun hukum, terang maupun gelap.
Sama sekali tidak berniat memupuk karma baik, mereka susah dididik. Keras kepala dan gelap batin, mereka beranggapan mereka hidup abadi. Tanpa ada yang dikhawatirkan dan ditakuti, mereka bertindak sesuka hati. Para Dewa bahkan sudah mencatat nama-nama mereka.
Mereka hidup dengan mengandalkan buah karma baik yang pernah mereka tanam pada kehidupan masa lampau, serta didukung oleh sedikit kemuliaan pada saat kehidupan lalu.
Kini, pada kehidupan masa sekarang, mereka banyak berbuat jahat dan menghabiskan banyak simpanan buah karma baik. Malaikat pelindung sudah menjauhi mereka, dan mereka melangkah seorang diri tanpa ada bantuan dari siapa pun.
Kini, pada kehidupan masa sekarang, mereka banyak berbuat jahat dan menghabiskan banyak simpanan buah karma baik. Malaikat pelindung sudah menjauhi mereka, dan mereka melangkah seorang diri tanpa ada bantuan dari siapa pun.
Setelah meninggal, kejahatan berbalik kepadanya dan mencengkeram diri mereka. Karena kejahatan telah tertanam secara kuat di dalam kesadaran terdalamnya, dosa-dosa besarnya menyeret mereka kepada pembalasan yang tak terelakan.
Mereka akan masuk ke dalam kawah berapi. Sementara tubuh mereka ditelan dan pikiran mereka penuh penderitaan, penyesalan mereka saat itu sudah terlambat.
Cara kerja hukum karma begitu cerdas dan sempurna.
Oleh sebab itulah terdapat 3 alam sengsara dengan segala penderitaan dan kesengsaraannya yang tiada batas. Orang berdosa berpindah-pindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, selama ber-kalpa-kalpa, tanpa mengetahui kapan akan terbebaskan. Sementara kebebasan sukar diraih, begitupun penderitaannya sukar dilukiskan.
Inilah bagian keempat dari 5 kejahatan, 5 penderitaan dan 5 kebakaran.
Bagaikan menderita sakit yang amat sangat parah, bagaikan api besar membakar tubuh.
Bila di tengah derita itu seseorang dapat menjaga pikirannya dan sekuat tenaga berbuat kebajikan, tidak berbuat kejahatan, ia akan memperoleh kebebasan, memperoleh jasa-jasa kebajikan, melampaui dunia dan mencapai nibbana.
Inilah bagian keempat dari 5 sifat buruk.
Bila di tengah derita itu seseorang dapat menjaga pikirannya dan sekuat tenaga berbuat kebajikan, tidak berbuat kejahatan, ia akan memperoleh kebebasan, memperoleh jasa-jasa kebajikan, melampaui dunia dan mencapai nibbana.
Inilah bagian keempat dari 5 sifat buruk.