BAB 24 - Keluhuran Para Bodhisattva
Sang Buddha berkata kepada Ananda :
Yang Arya Ananda. Semua Bodhisattva di tanah suci Amitabha Buddha akan mencapai kebuddhaan pada kehidupan selanjutnya, terkecuali mereka telah bertekad menolong para makhluk. Mereka akan memperbanyak jasa-jasa kebajikan mereka agar tekad mereka tercapai, agar semua makhluk dapat tertolong.
Yang Arya Ananda, di tanah suci Amitabha Buddha, semua Sravaka memiliki tubuh yang bersinar sejauh 1 yojana, dan sinar Bodhisattva mencapai 100 yojana.
Di sana terdapat dua orang Bodhisattva utama, yang paling dihormati. Tubuh mereka mengeluarkan cahaya yang dapat menyinari alam Trisahasra Mahasahasra.
Ananda bertanya kepada Sang Buddha :
Siapakah nama kedua Bodhisattva itu, Sang Bhagava ?
Sang Buddha menjawab :
Yang satu bernama Avalokitesvara, dan yang satu lagi bernama Mahasthamaprapta.
Kedua Bodhisattva itu pada masa dahulu pernah mempraktikkan Jalan Bodhisattva di dunia Saha ini. Setelah kehidupannya berakhir, mereka dilahirkan di alam Sukhavati.
Lagi, Yang Arya Ananda. Para makhluk yang lahir di alam Sukhavati semua memiliki 32 ciri-ciri makhluk agung yang lengkap. Penuh kebijaksanaan, mereka mampu menyelami dan memahami semua esensi Dhamma. Kekuatan batin mereka tanpa halangan, dan memiliki indera-indera yang amat tajam dan tanpa cacat.
Makhluk yang paling rendah di sana paling tidak memiliki dua dari tiga Dhammaksanti, sedangkan makhluk yang lebih tinggi telah menguasai semua tiga Dhammaksanti.
Lagi, para Bodhisattva yang sedang menapak menuju kebuddhaan, tidak akan pernah lagi tergelincir ke dalam alam sengsara. Mereka telah menguasai kesaktian dan mengetahui peristiwa masa lampau semua makhluk.
Akan tetapi, jika mereka lebih memilih untuk terlahir di suatu dunia, di alam dengan 5 Kemerosotan, seperti dunia Saha kita ini, maka mereka akan memanifestasikan dirinya menjadi serupa dengan makhluk-makhluk di alam itu.
Akan tetapi, jika mereka lebih memilih untuk terlahir di suatu dunia, di alam dengan 5 Kemerosotan, seperti dunia Saha kita ini, maka mereka akan memanifestasikan dirinya menjadi serupa dengan makhluk-makhluk di alam itu.
Sang Buddha berkata kepada Ananda :
Yang Arya Ananda, para Bodhisattva yang berada di alam Sukhavati, atas berkah kekuatan Amitabha Buddha, hanya dengan sekejap renung saja dapat mengunjungi dunia yang tak terhitung di 10 penjuru untuk melakukan puja bakti kepada para Tathagata di alam lain.
Sesuai dengan kehendak mereka, benda-benda puja bakti yang jumlahnya tak terhitung, tak terhingga, akan muncul seperti sulap, baik itu adalah bunga-bunga, dupa, alunan musik, payung sutra dan panji-panji. Semuanya begitu indah dan luar biasa, melebihi apapun yang ada di dunia ini.
Dengan benda-benda itu para Bodhisattva tersebut melakukan puja bakti kepada para Buddha, para Bodhisattva, dan para Sravaka yang berada di alam itu. Benda-benda persembahan itu lantas akan berubah menjadi payung bunga yang melayang-layang di langit. Payung bunga itu bersinar aneka warna, menyebarkan keharuman ke mana-mana. Setiap bunga berdiameter 400 yojana, dan semakin lama semakin membesar sampai menutupi alam Trisahasra Mahasahasra. Setelah itu barulah bunga-bunga itu lenyap satu per satu.
Dengan penuh kebahagiaan, para Bodhisattva itu memainkan musik surgawi di langit, dan dengan suara yang amat merdu melantunkan pujian-pujian terhadap jasa-jasa kebajikan para Buddha. Setelah itu mereka bersama-sama mendengarkan pembabaran Dhamma dari Buddha dengan perasaan girang.
Setelah kegiatan puja bakti itu berakhir, sebelum waktu makan tiba, mereka secepat kilat sudah kembali lagi ke tanah suci Amitabha Buddha.