BAB 23 - Pujian Para Buddha
Sang Buddha kemudian melanjutkan :
Yang Arya Ananda. Semangat Amitabha Buddha sungguh luar biasa. Para Tathagata yang berada di dunia di 10 penjuru yang jumlahnya tak terhingga, tak terbatas, terhitung, semuanya menyanjung jasa-jasanya.
Rombongan Bodhisattva yang jumlahnya tak terhitung dan terbatas dari tanah suci-tanah suci yang berada di sebelah timur, yang banyaknya bagaikan pasir sungai Gangga, bersama-sama dengan para Sravaka, mengunjungi alam Sukhavati untuk melakukan puja bakti kepada Amitabha Buddha beserta para Bodhisattva dan para Sravakanya.
Kemudian mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk mendengar dan menerima Dhamma Luhur dari Amitabha Buddha, agar dirinya dapat membantu Amitabha Buddha mengembangkan Buddha-Dhamma ke berbagai alam semesta.
Selain dari timur, rombongan Bodhisattva dan Sravaka banyak juga yang datang dari sebelah selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat daya, barat laut, bagian atas dan bagian bawah.
Kemudian Sang Buddha mengucapkan beberapa bait gatha pujian.
“Tanah Suci yang berada di sebelah timur,
jumlahnya seperti pasir di sungai Gangga,
Bodhisattva datang dari berbagai Tanah Suci,
mengunjungi Sukhavati, melihat Amitabha Buddha.
Di sebelah selatan, barat, hingga utara,
keempat sudut, serta atas dan bawah,
Bodhisattva dari berbagai tanah suci,
mengunjungi Sukhavati, melihat Amitabha Buddha.
Para Bodhisattva,
dengan sajian bunga mandarava,
dupa pilihan dan jubah berharga,
mengunjungi Sukhavati, memuja Amitabha Buddha.
Musik surga dimainkan dengan hamonis,
suara nyanyian sungguh merdu didengar.
Nyanyiannya berjudul Memuliakan Lokanatha Termulia,
khusus menghormati Amitabha Buddha,
yang menguasai kebijaksanaan dan kekuatan batin,
memasuki pintu Dhamma,
dan melengkapi gudang jasa kebajikannya,
tak seorangpun dapat membandingi kebijaksanaannya.
Kebijaksanaannya bersinar bagaikan matahari,
melenyapkan awan kelahiran-kematian.
Demi menghormatinya mereka mengelilingi 3 kali,
dan bersujud kepada Yang Tiada Taranya.
Setelah melihat tanah sucinya yang demikian indah,
sangat ketakjuban nan megah.
Lantas mereka membangkitkan Bodhicitta,
agar negerinya sama dengan alam Sukhavati.
Amitabha Buddha seketika tergerakkan,
bibirnya tersenyum penuh kegembiraan,
sinar gaib keluar dari mulutnya,
memancar hingga ke dunia di 10 penjuru.
Sinarnya kembali dan mengelilingi badannya 3 kali,
dan menembusi puncak kepalanya.
Seluruh dewa yang melihatnya,
ikut riang dan gembira.
Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva
merapikan jubah, bersujud, dan bertanya,
mengapa Buddha tersenyum riang,
Sang Tathagata menjawabnya.
“Suara Brahma bergemuruh bagai petir,
8 macam musik berbunyi serentak,
Aku akan meresmikan upacara Vyakarana Bodhisattva.
Aku telah menjelaskan dan engkau seharusnya mendengarkan.
Para Tokoh Suci datang dari dunia di 10 penjuru,
aku telah mengetahui cita-cita mereka,
ingin dilahirkan di Alam Kebahagiaan Tertinggi.
Dan mencapai kebuddhaan.
Pahamilah semua Dhamma bagaikan;
mimpi, khayalan, dan bunyi.
Mereka akan mengapai tekad suci mereka,
mewujudkan tanah suci seindah tanah suciku.
Ketahuilah, Dhamma bagaikan kilat dan bayangan,
mereka akan menyelesaikan Jalan Bodhisattva,
menyempurnakan jasa-jasa kebajikan mereka,
dan mencapai kebuddhaan.
Memahami hakikat Dhamma,
segala sesuatu kosong dan tanpa keakuan.
mengembangkan tanah suci Buddha,
mereka pasti dapat mewujudkannya.”
Para Buddha menyarankan para Bodhisattva,
Para Buddha menyarankan para Bodhisattva,
untuk mengunjungi Sang Buddha yang berada di alam Sukhavati,
untuk mendengarkan Dhamma, memperoleh kebahagiaan dan melatih diri,
dan dengan segera mencapai tingkat kesucian.
Setelah tiba di tanah suci yang sempurna,
akan segera memperoleh kekuatan batin,
dan Amitabha Buddha akan segera,
memberikan kelancaran menjadi seorang Buddha.
Dengan kekuatan ikrar Sang Tathagata,
siapa pun yang mendengar namanya dan ingin menitis di alamnya,
akan terlahir di tanah sucinya,
dan memperoleh tingkat spiritual yang tak tergoyahkan.
Para Bodhisattva yang mengikrarkan tekadnya,
berharap tanah sucinya tiada beda dengan alam Sukhavati,
merenungkan dan membawa semua makhluk,
namanya diharumkan hingga dunia di 10 penjuru.
Kepada banyak koti Buddha,
mereka melayang menuju tanah sucinya,
setelah puja bakti kepada para Buddha,
mereka kembali ke alam Kebahagiaan Tertinggi.
Bagi yang tidak memiliki Akar Kebajikan,
takkan dapat mendengarkan Sutra ini,
hanya mereka yang suci dan bermoral,
dapat mendengar Dhamma Luhur.
Hanya mereka yang pernah melihat Sang Buddha,
akan meyakini uraian ini.
Dengan rendah hari dan hormat, mendengar dan melaksanakan Dhamma,
akan bersuka cita.
Mereka yang sombong dan gelap batinnya,
sulit meyakini Dhamma.
Namun mereka yang pernah melihat Buddha,
bergembira dalam mendengarkan ajarannya.
Para Sravaka dan Bodhisattva,
tak mampu memahami pemikiran dari Yang Termulia,
hanya seperti orang yang terlahir buta,
mencoba menuntun yang lainnya.
Samudera kebijaksanaan para Tathagata,
amat dalam dan luas, tanpa dasar,
Mereka yang mengendarai Dua Yana (Bodhisattva dan Sravaka) tak akan mampu mengukurnya,
hanya para Buddha sendiri yang dapat mengerti.
Seandainya banyak umat,
mencapai pencerahan (melalui Dua Yana),
dan menghimpun kebijaksanaan tentang kekosongan,
selama banyak koti kalpa,
mereka mengukur kebijaksanaan Buddha.
Mencoba mendefinisikannya dengan kesaktian mereka,
mereka tetap tidak akan berhasil hingga akhir hayatnya,
Kebijaksanaan Buddha tiada batas,
dan membawa kesucian terunggul.
Umur panjang amat sukar diperoleh,
lebih sukar lagi adalah kehadiran seorang Buddha di dunia,
sangat sukar untuk memperoleh kayakinan dan kebijaksanaan.
Mereka yang dengan segenap usaha mencari Dhamma,
dan tidak melupakan Dhamma yang mereka peroleh,
akan bertemu dengan Buddha dan memperoleh manfaatnya.
Seandainya, saudara dan sahabatku,
anda sudah bertekad,
untuk mempelajari Dhamma,
Walau dunia ini terbakar,
pasti akan mencapai penerangan sempurna,
dapat menyelamatkan mereka yang berputar di dalam roda kehidupan-kematian.