Halaman

BAB 20


BAB 20 - Keagungan Tanah Suci Amitabha Buddha


Sang Buddha memberitahukan kepada Ananda :

Yang Arya Ananda. Tahukah anda, para Dewa, manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang berada di tanah suci Amitabha Buddha jika memerlukan sesuatu, seperti pakaian, makanan dan minuman, bunga dan dupa, gandha, keyura, payung sutra, panji-panji dan berbagai bendera hingga suara yang berirama merdu, perumahan-perumahan seperti istana mewah, pagoda agung, gedung-gedung bertingkat, dan lainnya, maka hanya dengan sekejap merenung saja barang yang diperlukan itu telah berada di depan mereka.


Dan benda-benda tersebut sesuai keinginan mereka, terbentuk dari satu jenis permata, 2 jenis, atau jenis yang tak terhingga. Begitu juga bentuk, warna, panjang dan ukurannya semua itu dapat menuruti kehendak umat yang memerlukannya.


Apalagi di tanah suci Amitabha Buddha banyak jubah berharga dan pakaian-pakaian indah berhamburan merata di atas buminya, sehingga para Dewa dan manusia berjalan di atas pakaian-pakaian tersebut.



Lagi, Yang Arya Ananda. Jaring-jaring mustika yang jumlahnya tak terhingga terpasang di atas langit dan tali jaringannya semua terbuat dari benang emas disertai dengan butiran mutiara, di tengah-tengah tali emas ditempeli dengan 100.000 macam permata untuk mengindahkan perhiasan itu.


Lagi, di sekeliling jaringan mustika itu tergantung lonceng mustika yang jumlahnya banyak sekali dan semua memancarkan kilauan cahaya. Amat indah sekali.


Saat angin sepoi-sepoi bertiup akan terasa segar dan lembut, tidak terlalu dingin ataupun terlalu panas. Angin tidak begitu kencang juga tidak begitu lemah, dan menghembusi semua lonceng mustika serta semua pepohonan mustika, maka terdengarlah berbagai jenis suara merdu yang menerangkan Dhamma beserta aroma yang mengandung 10.000 jenis wewangian lembut.


Siapa saja yang mencium keharumannya akan segera melenyapkan kekotoran lahir maupun kekotoran batin mereka. Dan, apabila badan mereka telah tersentuh oleh angin lembut dan harum itu pasti akan timbul perasaan amat riang gembira, sehingga perasaan mereka seperti seorang Biksu yang sedang berada di dalam Samadhi nirodhasamapatti, tenang sekali.


Lagi, Yang Arya Ananda. Angin lembut dan harum itu mengantar kuntum-kuntum bunga mandarava ke seluruh alam Sukhavati, turun menurut warnanya sebagian demi sebagian hingga demikian teratur tidak kacau sedikit pun.


Bunganya harum, sangat lembut dan ringan serta mengkilap. Karena jumlah bunga-bungaan terlalu banyak apabila orang berjalan di atas hamparan bunga-bunga itu kakinya sering terjerumus ke bawah bunga kira-kira 4 inci dalamnya. Akan tetapi, setelah kaki mereka diangkat lantas akan rata kembali tanpa bekas sedikitpun seperti sebelumnya.


Apabila bunga tersebut telah dipakai oleh para umat untuk memuja para Tathagata di 10 penjuru, permukaan tanah lantas retak dan sisa-sisa bunga semua habis ditelan ke dalam bumi, hingga bersih total tanpa ketinggalan sekuntum pun.


Dan sesuai dengan jadwal, angin yang mengantar bunga-bungaan itu berhembus 3 kali pada siang hari dan 3 kali pada malam hari.



Lagi, Yang Arya Ananda. Bunga-bunga teratai yang memenuhi kolam teratai di tanah suci itu, seperti bunganya mempunyai daun kelopak yang banyaknya hingga 100.000 koti dan semuanya bersinar.


Yang berwarna biru memancarkan sinar biru. Yang berwarna putih memancarkan sinar putih. Yang berwarna hitam, kuning, merah, dan ungu. Semuanya bersinar sesuai warnanya. Amat indah dan cemerlang. Sinar cahayanya tidak kalah bila dibandingkan dengan sinar bulan dan sinar matahari.


Setiap teratai mempunyai 3,6 juta koti pancaran sinar, setiap sinar terdapat 3,6 juta koti jelmaan Buddha di tengah-tengahnya, semua jelmaannya berbadan emas, dapat memancarkan 100.000 jenis cahaya hingga 10 penjuru untuk mengumandangkan Dhamma Luhur kepada para umat di berbagai dunia.


Amitabha Buddha mampu menjelma menjadi jumlah yang tak terkira untuk berada di setiap daerah di tanah sucinya.